BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Pendidikan mempunyai
peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu
bangsa. Hal itu bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh
terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap
fertilitas masyarakat. Pendidikan menjadikan sumber daya manusia
lebih bisa cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan
lingkungan kerja.
Tidaklah
mengherankan apabila negara memiliki penduduk dengan tingkat
pendidikan yang tinggi akan mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi
yang pesat. Disamping itu pembentukan sumber daya manusia yang
bermutu memerlukan biaya yang memadai. Anggaran belanja pendidikan,
khususnya untuk sekolah menengah kejuruan masih sangat terbatas, baik
dalam besarnya maupun pengelolaannya.
Oleh karena itu,
diharapkan anggaran yang terbatas ini mampu mencapai target kinerja
yang diharapkan. Penulis menganalisis keuangan di SMK Negeri 3
Yogyakarta untuk mengetahui keefektifan anggaran dana yang telah
disediakan dengan belanja yang telah dikeluarkan karena mutu
pendidikan di sekolah akan sangat ditentukan oleh faktor pembiayaan
pendidikan, baik dalam besarnya, pengalokasian yang tepat, maupun
pemanfaatan realisasi biaya yang mengarah kepada kebutuhan proses
belajar-mengajar. Ketersediaan komponen-komponen tersebut akan
menciptakan kondisi yang baik untuk proses belajar mengajar dan pada
gilirannya akan berpengaruh dan memberikan kontribusi dalam
pencapaian prestasi belajar siswa.
- Maksud dan Tujuan
- Memperoleh gambaran keadaan dan variasi jumlah penerimaan atau pendapatan biaya pendidikan di tingkat sekolah menegah kejuruan beserta sumber-sumbernya.
- Memperoleh gambaran keadaan dan variasi jumlah pengeluaran atau belanja biaya pendidikan sekolah menengah kejuruan menurut komponen-komponen biaya satuan.
- Memperoleh gambaran korelasi dan kontribusi biaya pendidikan terhadap peningkatan mutu proses dan prestasi belajar murid.
- Memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan dan pengelolaan pembiayaan pendidikan.
- Memperoleh data untuk dapat menentukan keputusan yang akan dilakukan pada tahun ajaran berikutnya.
- Ruang Lingkup
Dalam makalah ini
akan dilaporkan analisis keuangan yang berdasarkan APBS SMK Negeri 3
Yogyakarta tahun 2010/2011. Analisis ini akan memuat keefektifan dari
program yang telah dilaksanakan. Apakah sesuai target yang diharapkan
atau tidak.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
- Konsep Dasar Sistem
Pengertian dasar
sistem menurut beberapa tokoh, dari yang kompleks sampai yang sangat
sederhana , sebagai berikut,
- John Mc Manama
Sistem adalah sebuah
struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien .
- Edgar F. Huse dan Jane L. Bowditch
Sistem adalah suatu
seri (rangkaian) bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung
sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu
bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
- Robert D. Carlsen
Sistem adalah suatu
operasi atau kombinasi operasi untuk melaksanakan suatu kegiatan
bisnis tertentu.
- C.W. Churchman
Sistem adalah
seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan
seperangkat tujuan
- J. C Higgins
Sistem adalah
seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan (Soenarwan, 1991).
Pada dasarnya,
sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam
sebuah system terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam
mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan
bukanlah bagian dari sistem (Kadir, 2003).
Ada beberapa elemen
sistem menurut Abdul Kadir :
- Tujuan
- Masukan
- Keluaran
- Proses
- Mekanisme pengendalian
- Umpan balik.
- Konsep Pembiayaan Pendidikan
Biaya dalam
pendidikan meliputi biaya langsung (direct
cost)
dan biaya tidak langsung (indiresct
cost).
Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa
pembelian
- Pada sektor pendidikan dianggap lebih rasional untuk hanya mempertimbangkan biaya terhadap keseluruhan masyarakat dan bukan biaya bagi transaktor yang khusus, seperti halnya keluarga-keluarga. (Hallak, 1985)
- Pembiayaan Pendidikan di Indonesia
Di Indonesia,
pembiayaan pendidikan semakin kompleks karena system anggarannya yang
rumit, birokratis, kaku dan fragmentaris yakni melibatkan banyak
instansi, tentu saja dengan egoism masing-masing. Pada era otonomi
daerah sekarang—yang salah satu tujuan antaranya adalah
menyederhanakan dan memangkas jalur birokrasi dalam system
pengangaran pendidikan—belum banyak perubahan terjadi. Alokasi
anggaran tetap snagat kompleks dan fragmentaris dengan akibat terjadi
kerawanan (in-efisiensi, kebocoran atau penghamburan) dalam
pengelolaan dana di sana sini. Dana dialokasikan melalui DAK serta
proyek-proyek berskala nasional, regional, dan lokal (Supriadi,
2003). Sedangkan sumber dana pendidikan di Indonesia diperoleh dari
pihak-pihak yang memberikan bantuan subsidi dan sumbangan yang
diterima setiap tahun oleh lembaga sekolah dari sumber resmi dan
diterima secara teratur. Adapun sumber penerimaan tersebut terdiri
dari pemerintah pusat (APBN), pemerintah daerah (APBD), Orang tua
murid (BIP3), dan masyarakat. Penerimaaan yang bersumber dari
pemerintah pusat terdiri dari gaji, subsidi/bantuan pembiayaan
penyelenggaraan SMK, dana operasional Perawatan, dll.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !