INOVASI PENDIDIKAN
TAHUN 1970 s. d. 1997
(Makalah ini Disusun untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah:
Gerakan-Gerakan Pembaharuan
Pendidikan)
Dosen Pengampu: L. Andriani, M.
Hum.
Disusun Oleh:
1.
Nofita
Shinta Dewi 10110241006
2.
Ria
Putri Palupijati 10110241009
3.
Firdaus
Malaya D. 10110241017
4.
Dita
Purnamasari 10110241018
5.
Rini
Sundari 10110241019
KEBIJAKAN
PENDIDIKAN
FILSAFAT DAN
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
2012
1. Pendahuluan
Inovasi pendidikan
menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan dari
masa ke masa. Isu ini selalu muncul tatkala orang membicarakan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam inovasi
pendidikan, secara umum dapat diberikan dua buah model inovasi yang
baru yaitu: Pertama "top-down model" yaitu inovasi pendidikan yang
diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan
kepada bawahan; seperti halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh
Departemen Pendidikan Nasinal selama ini. Kedua "bottom-up model"
yaitu model ionovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan
dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu
pendidikan.
masa ke masa. Isu ini selalu muncul tatkala orang membicarakan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam inovasi
pendidikan, secara umum dapat diberikan dua buah model inovasi yang
baru yaitu: Pertama "top-down model" yaitu inovasi pendidikan yang
diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan
kepada bawahan; seperti halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh
Departemen Pendidikan Nasinal selama ini. Kedua "bottom-up model"
yaitu model ionovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan
dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu
pendidikan.
Disamping
kedua model yang umum tersebut di atas, ada hal lain yang
muncul tatkala membicarakan inovasi pendidikan yaitu: a).
kendala-kendala, termasuk resistensi dari pihak pelaksana inovasi
seperti guru, siswa, masyarakat dan sebagainya, b). faktor-faktor
seperti guru, siswa, kurikulum, fasilitas dan dana c). lingkup sosial
masyarakat.
muncul tatkala membicarakan inovasi pendidikan yaitu: a).
kendala-kendala, termasuk resistensi dari pihak pelaksana inovasi
seperti guru, siswa, masyarakat dan sebagainya, b). faktor-faktor
seperti guru, siswa, kurikulum, fasilitas dan dana c). lingkup sosial
masyarakat.
2. Deskripsi
Inovasi
Kuliah
Kerja Nyata
Sejak berakhirnya perjuangan fisik
untuk mempertahankan kemerdekaan, telah ada beberapa program penting yang
dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kepada tenaga-tenaga muda
berpendidikan guna membantu pengembangan negara. Beberapa kegiatan yang telah
dilaksanakan yang berhasil diantaranya ialah:
-
Pengerahan tenaga mahasiswa tahun 1951 sampai 1962
-
Program BIMAS tahun 1963
-
BUTSI sejak tahun 1963
Dengan memodifikasikan
kegiatan-kegiatan tersebut berlandaskan Tri Darma Perguruan Tinggi serta basic
memorandum menteri P dan K tahun 1967
dan 1968 dan kemudian dipercepat dengan adanya anjuran presiden tahun1972
lahirlah apa yang disebut Kuliah Kerja Nyata.
KKN yang lahir
di dalam proses pembangunan, pada hakikatnya adalah pelaksanaan dari falsafah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan UU No. 22
Tahun 1961 yang kemudian diganti dengan UU No. 2 Tahun 1989 mengenai Sistem
Pendidikan Nasional dan PP No. 30 Tahun 1990 dalam rangka pengenalan Tridarma
Perguruan Tinggi.
KKN ini
dirintis sejak tahun 1971 dan sampai saat ini masih berjalan. Pelaksanaan KKN
menggunakan pendekatan interdisipliner seta dengan metode membantu, membimbing,
mengajak dan menggerakkan masyarakat desa untuk menyadari dan mengembangkan
segala potensi yang dimiliki dalam rangka pembangunan.
Oleh karena
pendekatan yang digunakan dalam KKN pendekatan interdisipliner maka sebelum
mahasiswa terjun dilapangan atau lokasi KKN lebih dahulu diberikan bekal:
-
Sosiologi dan adat istiadat desa
-
Kesehatan masyarakat dan gizi
-
Pendidikan
-
Tenaga kerja
-
Koperasi desa
-
Pertanian rakyat
-
Perekonomian rakyat
-
Agama
-
Pembangunan masyarakat desa
-
Peternakan
-
Administrasi pemerintahan desa
-
Perindustrian
-
Cara-cara pengumpulan data lapangan
3. Pembahasan
·
Sasaran KKN adalah :
Kuliah kerja nyata atau KKN mempunyai
tiga kelompok atau tiga sasaran yaitu, mahasiswa, masyarakat bersama pemerintah
daerah, dan perguruan tinggi yang merupakan lembaga ilmiah dan masyarakat
ilmiah. Masing-masing kelompok sasaran memperoleh kemanfaatan dengan adanya KKN
sebagai berikut ;
a.
Mahasiswa
1)
Memperoleh pengertian terhadap cara berpikir dan bekerja
secara interdisipliner, sehingga dapat menghayati adanya ketergantungan kaitan
dan kerjasama antarsektor
2)
Memperdalam pengertian dan penghayatan terhadap kemanfaatan ilmu, teknologi dan seni yang
dipelajarinya bagi pelaksanaan pembangunan.
3)
Memperdalam penghayatan dan pengertian mahasiswa terhadap
kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.
4)
Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa terhadap
seluk beluk keseluruhan dari masalah pembangunan dan perkembangan masyarakat.
5)
Mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan daya
penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah
secara pragmatis ilmiah.
6)
Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk
melaksanakan pembangunan dan pengembangan masyarakat berdasarkan ilmu,
teknologi dan seni secara interdisipliner atau antar sektor.
7)
Membina mahasiwa menjadi motivator dinamisator dan
problem solver.
8)
Memberikan pengalaman belajar dan bekerja sebagai kader pembangunan sehingga
terbentuk sikap dan rasa cinta terhadap kemajuan masyarakatnya.
9)
Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan penelaahan,
merumuskan dan memcahkan masalah secara langsung akan lebih menumbuhkan
profesionalisme dalam diri mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian tanggung
jawab maupun rasa kesejawatan.
b.
Masyarakat dan Pemerintah Daerah
1)
Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, ilmu, teknologi
dan seni dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
2)
Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk
merencanakan, merumuskan, dan melaksanankan pembangunan.
3)
Memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan
potensi swadaya masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam
pembangunan.
4)
Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam
masyarakat sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan.
5)
Memanfaatkan bantuan tenaga mahasiswa untuk melaksanakan
program dan proyek pembangunan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
c.
Perguruan Tinggi
1)
Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian
mahasiswanya dengan proses pembangunan di tengah-tengah masyarakat, sehingga
kurikulum, materi perkuliahan dan pengembangan ilmu yang diasuh di Perguruan
Tinggi dapat lebih disesuaikan dengan tumtutan nyata dari pembangunan.
2)
Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat
digunakan sebagai contoh dalam memberikan materi perkuliahan dan menemukan
berbagai masalah untuk pengembangan penelitian.
3)
Memperoleh hasil kegiatan mahasiswa, dapat menelaah dan
merumuskan keadaan atau kondisi nyata masyarakatnya yang berguna bagi
pengembangan ilmu, teknologi dan seni, serta dapat mendiaknosis secara tepat
kebutuhan masyarakat sehingga ilmu dan seni yang diamalkan dapat sesuai dengan
tuntutan masa.
4)
Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama dengan
instansi serta departement lain melalui rintisan kerjasama dari mahasiswa yang
melaksanakan kuliah kerja nyata atau KKN.
·
Tujuan KKN adalah:
1. Memberikan
pengalaman praktis kepada mahasiswa tentang problem pembangunan di daerah
pedesaan.
2. Membiasakan
para mahasiswa kepada masalah pembangunan pedesaan melalui pendekatan
interdisipliner .
3. Menyadarkan
para mahasiswa tentang pentingnya peranan desa dalam pembangunan nasional
sehingga:
ü Timbul
sikap mental yang menghargai semua pekerjaan baik yang terdapat di kota maupun
di desa dan selanjutnya bersedia bekerja di desa setelah tamat nanti.
ü Mengurangi
pangangguran sarjana dan bukan sarjana serta urbanisasi dan sekaligus
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
4.
Menimbulkan, menumbuhkan serta mengembangkan kesadaran
masyrakat desa tentang segala potensi yang dimiliki dalam rangka pembangunan.
5.
Memberikan umpan balik kepada pihak almamater atau
perguruan tinggi untuk:
ü Lebih
menserasikan kurikulumnya dengan kebutuhan dan perekembangan masyarakat.
ü Lebih
menserasikan antara perkembangan intelektual dan keterampilan praktis
mahasiswa.
6.
Mahasiswa mempunyai pengalaman bekerja ysng berharga
melalui keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung menemukan,
merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan pembangunan ssecarra
pragmatis dan inteerdisipliner.
7.
Mahasiswa dapat berpikir berdasarkan ilmu, teknologi dan
seni dalam upaya menumnbuhkan, mempercepat gerak serta mempersiapkan
kader-kader pembangunan.
8.
Agar perguruan tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi
teknostruktur dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi, gerak
danpermasalahan yang kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan. Dengan demikian tamatan perguruan tinggi secara relatif menjadi
siap pakai dan terlatih dalam menanggulangi permaslahan pembangunan secara
lebih pragmatis dan interdisipliner. Meningkatkan hubungan antara perguruan
tinggi dengan pemerintah daerah, instansi teknis dan masyarakat, sehingga
perguruan tinggi dapat lebih berperan dan menyesuaikan kegiatan pendidikan
serta penelitiannya dengan tuntutan nyata dari masyarakat yang sedang
membangun.
9.
Mempercepat proses peningkatan kemampuan sumber daya
manusia sesuai dengan dinamika pembangunan.
10.
Mempercepat upaya pengembangan masyarakat kearah
terbinanya masyarakat dinamis yang siap melakukan perubahan-perubahan menuju
perbaikan dan kemajuan yang ssesuai dengan nilai sosial yang berlaku.
11.
Mempercepat upaya pembinaan institusi dan profesi
masyarakat sesuai dengan perkembangannya dalam proses modernisasi. Pembinaan
masyarakat kearah maju dan modern memerlukan adanya usaha institusionalisasi
dan profesionalisasi dimana perguruan tinggi mempunyai potensi untuk itu.
12.
Perguruan tinggi memperoleh umpan balik dari masukan yang
dapat berguna untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan penelitian yang
dilakukan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.
·
Ciri-ciri Kegiatan KKN
Sebagai
kegiatan kurikuler dalam sistem SKS, KKN adalah merupakan kegiatan yang dalam
pelaksanaannya mempunyai sifat yang lebih spesifik bila disejajarkan dengan
kegiatan kurikuler yang lain (misalnya; kegiatan kuliah, pratikum di
laboratorium, atau kuliah kerja lapangan).
Kalau
kegiatan kuliah atau pratikum laboratorium dapat sepenuhnya dilaksanakan di
dalam kampus dan dilaksanakan pada tingkat Jurusan Fakultas, maka menurut
Sutrisno (dalam Ahmad Fida, 1997) kegiatan KKN mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a)
KKN adalah kegiatan yang melibatkan mahasiswa dari
seluruh fakultas yang ada, jadi KKN adalah kegiatan yang bersifat antarfakultas
(interdisiplin).
b)
KKN banyak melibatkan komponen yang ada di dalam kampus.
c)
Keterlibatan komponen di luar kampus (pemerintah daerah,
masyarakat di lokasi KKN, serta kelompok masyarakat lainnya), merupakan
parameter penentu di samping parameter penentu dari dalam kampus.
Mengingat
banyaknya komponen yang terlibat dalam pelaksanaan program KKN serta adanya
beberapa sifat khas dalam KKN, maka faktor koordinasi dalam pelaksanaan KKN
sanngat menentukan tingkat keberhasilannya.
Organisasi
pelaksana KKN adalah sebagai berikut: konsultan adalah rektor dengan para
supervisor yang terdiri dari beberapa pimpinan yang ditetapkan oleh rektor
dengan Surat Keputusan Rektor. Untuk mengelola kegiatan KKN ini dibentuk Badan
Pelaksana KKN yang disingkat dengan BP KKN yang diketuai oleh Kepala Balai
Pengabdian pada Masyarakat dengan dibantu oleh beberapa orang yang ditunjuk
yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor. Untuk kegiatan operasional di
lapangan BP KKN dibantu oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang jumlah dan
personalianya ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor.
·
Dukungan
ü Memudahkan
para mahasiswa untuk bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan baru ketika
sudah memasuki dunia kerja.
ü Menjadikan
mahasiswa cakap dan tanggap dalam menghadapi masalah yang harus segera
diselesaikan.
ü Menjadikan
mahasiswa memahami esensi dalam praktik kinerja atas teori yang telah didapat
dalam dunia pendidikan.
·
Hambatan
ü Adanya
ketidaksesuaian antara bidang keahlian dengan penempatan KKN.
ü Kurangnya
koordinasi dalam pelaksanaan KKN.
ü Kurangnya
sosialisasi antara pelaksana KKN dengan masyarakat yang ditempati untuk KKN.
ü Adanya
egoisitas pada masing-masing individu yang dapat menyebabkan hambatan dalam
pelaksanaan KKN.
ü Lokasi
KKN yang terpencil atau kurang strategis.
13. Penutup
KKN merupakan inovasi pendidikan yang
mulai dirintis pada tahun 1971 dengan berlandaskan Tri darma Perguruan Tinggi
serta Basic memorandum Menteri P dan K tahun 1967 dan masih dilaksanakan sampai
sekarang. Sebelum KKN dilaksanakan terlebih dahulu diadakan survey dilapangan
dan kemudian disusun rencananya. Oleh karena pendekatan yang digunakan dalam
KKN adalah pendekatan interdisipliner, maka sebelum mahasiswa terjun di
lapangan (lokasi KKN) terlebih dahulu diberikan suatu pembekalan.
14. Daftar
Pustaka
Priyono, Onny S.1980. Situasi Pendidikan Di Indonesia.
Jakarta: Centre For Strategic And International Studies (CSIS).
Ahmadi,
Akhmad. 1967. Pendidikan Masa Kemasa. Bandung : CV Armico.
Gunawan, Ary H. 1995. Kebijakan – Kebijakan Pendidikan. Jakarta
: Reneka Cipta.
Ihsan,
Fuad. 1997. Dasar- dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Thanks ya sob sudah berbagi ilmu .............................
BalasHapusbisnistiket.co.id