KURIKULUM
YANG FLEKSIBEL DAN ANTISIPATIF
(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dari Mata
Kuliah:
Filosofi Kurikulum)
Disusun Oleh:
Ria Putri Palupijati 10110241009
KEBIJAKAN PENDIDIKAN
FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
I.
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Pandangan
tentang belajar akan mendasari kurikulum yang akan dilaksanakan. Kurikulum pada
hakikatnya merupakan suatu program
belajar, artinya berdasarkan
kurikulum maka disusunlah suatu
program belajar. Jadi, kurikulum adalah
suatu program belajar yang dengan sengaja dan berencana
untuk mencapai tujuan tertentu.
Dewasa
ini kebanyakan kurikulum didasarkan pada prinsip belajar siswa aktif. Artinya
proses belajar itu, siswa dituntut belajar secara aktif, melakukan kegiatan,
merasakan adanya masalah dan dia berusaha menemukan sendiri pemecahannya.
Kendatipun siswa dituntut belajar secara aktif, namun guru pun harus aktif dalam merencanakan, merancang pikiran siswa,
membimbing, menilai dan sebagainya. Jadi, tidak berarti siswa yang aktif
sedangkan guru diam secara pasif. Pandangan ini bertentangan dengan
pandangan-pandangan tentang belajar secara aktif, atau guru saja yang aktif
sedangkan murid pasif.
Maka dari itu dibutuhkan suatu kurikulum yang bersifat
fleksibel dan antisipatif untuk dapat mencapai tujuan belajar dan sesuai dengan
tuntutan zaman yang terjadi. Karena pada dasarnnya manusia itu adalah makhluk
yang dinamis, yang selalu melakukan perubahan, baik perubahan fisik maupun
psikisnya
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan kurikulum yang
fleksibel dan antisipatif kaitannya dalam kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan), mengingat kurikulum tersebut merupakan kurikulum terbaru
yang ada di Indonesia sehingga perlu dilakukannya sebuah kajian tentang hal
tersebut.
.I.II RUMUSAN MASALAH
1. Apa
itu kurikulum yang fleksibel dan antisipatif ?
2. Apakah
permasalahan yang melatar belakangi munculnya kurikulum yang fleksibel dan
antisipatif ?
3. Bagaimana
kurikulum yang fleksibel dan antisipatif pada kurikulum KTSP ?
II.
PEMBAHASAN
II.I Kurikulum yang fleksibel dan antisisipatif
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga
pendidikan (sekolah) bagi siswa (Hamalik, 2006). Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses activities, and experiences which
pupils have under the direction of school, whether in the classroom or not (Hamalik,
2006).
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagao bahan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Fleksibel
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
lentur, mudah dibengkokkan, luwes, mudah dan cepat menyesuaikan diri.
Sedangkan antisipatif menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah bersifat tanggap terhadap sesuatu yang sedang
(akan) terjadi.
Jadi,
kurikulum yang fleksibel dan antisipatif adalah suatu kurikulum yang dapat dengan
cepat menyesuaikan dalam berbagai keadaan dan bersifat tanggap terhadap sesuatu
yang sedang (akan ) terjadi.
II.II Permasalahan yang melatarbelakangi adanya
kurikulum yang fleksibel dan antisipatif
1. Adanya
masalah relevansi pendidikan
Kurikulum senantiasa harus menjamin tingkat relevansi yang
setingi-tingginya dengan kebutuhan masyarakat umumnya dalam rangka menunjang
upaya pembangunan, dan oleh karenanya kurikulum harus diupayakan agar
benar-benar dapat memberikan kesempatan kepada para siswa dalam rangka
mempersiapkan diri untuk bekerja secar produktif. Tingkat relevansi itu, bukan
hanya kebutuhan masyarakat secara nasional, akan tetapi terutama dengan
kebutuhan kondisi dan tuntutan masyarakat setempat.
2. Adanya
masalah mutu pendidikan
Kurikulum hendaknya merupakan alat
yang ampuh dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia. Namun demikian,
masih banyak para lulusan yang belum memenuhi tuntutan mutu dilihat dari
kebutuhan pasar kerja, norma-norma social yang berlaku, pengusaan nilai-nilai
budaya nasional dan daerah. Keadaan inilah yang menjadi latar belakang system
kurikulum yang fleksibel dan antisipatif.
Disamping
itu, terdapat beberapa sebab lain yang melatarbelakangi adanya kurikulum yang
fleksibel dan antisipatif
1. Pertumbuhan
dan peledakan penduduk yang terus-menerus menghantui masyarakat yang sedang
berkembang; antara lain termasuk Indonesia sendiri pada gilirannya akan
menimbulkan kelangkaan fasilitas belajar dan personal pembimbing. Sehingga mau
tidak mau membutuhkan kurikulum yang lebih fleksibel.
2. Peledakan
ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut penyesuaian kurikulum yang antisipatif,
agar masyarakat kita tidak ketinggalan dari masyarakat dunia lainnya.
3. Aspirasi
masyarakat semakin berkembang luas,
karena adanya kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat, hal ini mendorong
adanya suatu kurikulum yang fleksibel.
4. Dinamika
masyarakat yang disebabkan oleh berbagai factor, menyebabkan gerakan
masyarakat, baik vertical maupun horizontal membawa pengaruh besar artinya bagi
pengembangan pendidikan. Berdasarkan factor-faktor itulah maka diperlukan
kurikulum yang fleksibel dan antisipatif untuk memenuhi cita-cita masyarakat untuk
masa depannya.
II.III Kurikulum yang
fleksibel dan antisipatif pada kurikulum KTSP
1. Pemberian
Otonomi yang luas kepada kepala sekolah dan satuan pendidikan
KTSP
memberikan otonomi luas kepada kepala sekolah dan satuan pendidikan, disertai
seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi
setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan
yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah dan satuan
pendidikan juga diberikan
kewenangan untuk menggali dan
mengelola sumber dana sesuai dengan
prioritas kebutuhan. Melalui otonomi yang luas, sekolah dapat
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dengan menawarkan partisipasi aktif
mereka dalam pengambilan keputusan yang diambil secara proporsional, dan
professional.
2. Partisipasi
masyarakat dan orang tua yang tinggi
Dalam KTSP, pelaksanaan
kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang
tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah
melalui bantuan keuangan tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan
merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Masyarakat dan orang tua diberi fleksibilitas untuk menjalin
kerjasama untuk membantu sekolah sebagai nara sumber pada berbagai kegiatan
sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Disamping itu terdapat
beberapa prinsip dalam KTSP yang memuat fleksibilitaas dan antisipatif
diantaranya adalah ;
1. Berpusat
pada potensi , perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Beragam
dan terpadu
Kurikulum dikembangkan
dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan
jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya, dan adat istiadat serta status social ekonomi
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen memuat wajib kurikulum,
muatan local, pengebambangan diri secar terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambunagn yang bermakna dan tepat antar substansi.
3. Tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi
Kurikulum dikembangkan
atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang
secara dinamis dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan
dengan kebutuhan
Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja
Kurikulum
yang fleksibel dan antisipatif ini juga dapat dikategorikan dalam hidden curriculum yang merupakan
kurikulum yang tidak tertulis. Kurikulum ini merupakan hasil desakan sekolah,
tugas baca buku yang memberikan efek tak diinginkan, dan kebutuhan untuk
mempengaruhi orang lain agar menyetujui sesuatu yang diharapkan. Melalui
interaksi kelas dan testing guru-guru secara sadar dapat mengubah cita-cita
pendidikan yang dimintakan. Sebagai penggantiinya mereka menguatkan upaya
penyebarluasan pesan-pesan kultural mengenai tingkah laku social. Kurikulum ini
sebagai efek milieu social, atau karena tugas sekolah yang mengakibatkan
pengaruh yang tidak diharapkan.
III.
PENUTUP
1. Kurikulum
yang fleksibel dan antisipatif adalah suatu kurikulum yang dapat dengan cepat
menyesuaikan dalam berbagai keadaan dan bersifat tanggap terhadap sesuatu yang
sedang (akan ) terjadi.
2. Permasalahan
yang melatarbelakangi adanya kurikulum yang fleksibel dan antisipatif
1) Adanya
masalah relevansi pendidikan
2) Adanya
masalah mutu pendidikan
Disamping
itu, terdapat beberapa sebab lain yang melatarbelakangi adanya kurikulum yang
fleksibel dan antisipatif ;
1) Pertumbuhan
dan peledakan penduduk yang terus-menerus
2) Peledakan
ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Aspirasi masyarakat semakin berkembang luas
4) Dinamika
masyarakat
3. Kurikulum
yang fleksibel dan antisipatif dalam kurikulum KTSP
1. Pemberian
Otonomi yang luas kepada kepala sekolah dan satuan pendidikan
2. Partisipasi
masyarakat dan orang tua yang tinggi
Disamping itu terdapat
beberapa prinsip dalam KTSP yang memuat fleksibilitaas dan antisipatif
diantaranya adalah ;
1. Berpusat
pada potensi , perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.
2. Beragam
dan terpadu
3. Tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi
4. Relevan
dengan kebutuhan
·
Kurikulum yang fleksibel dan antisipatif
ini juga dapat dikategorikan dalam hidden
curriculum.
Daftar
Pustaka
o
Buchori, Mochtar. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Kanisius
o
Hamalik, Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
o
Mulyasa, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !